Saat ini sudah banyak platform blogging, baik yang self-hosted maupun yang berbasis cloud service. Namun entah kenapa saya masih belum bisa berpaling dari wordpress. Ada keistimewaan tersendiri ketika kita mampu memodifikasi tampilan dan beberapa hal. Apalagi jika kita menggunakan versi cms self-hosted. Yang dibutuhkan hanya sebuah hosting, baik itu shared, vps atau dedicated server.
Sebelum ini saya selalu menggunakan vps yang saya install admin panel (biar tidak repot maksudnya). Admin panel yang pernah saya coba yaitu cpanel, webmin, maupun vestapanel. Dari ketiga admin panel tersebut, yang paling baik menurut saya adalah cpanel. Hanya saja saya perlu menambah biaya subskripsi untuk menggunakan admin panel tersebut (secara legal :red).
Webmin (yang versi gratis), sudah sangat lengkap menurut saya. Hanya saja, saya sering menemui error karena limitasi inode yang mampu di handle vps yang saya gunakan. Sedang vesta panel, adalah sebuah admin panel sederhana (dan ringan 😀) yang awalnya cukup mampu menangani ekspektasi saya akan sebuah admin panel. Namun di pertengahan perjalanan muncul permasalahan, masalah keamanan server beberapa kali datang menghantui, bahkan pihak pengelola vps pernah beberapa kali menghubungi saya terkait permasalahan ini.
Kemudian saya pun memutuskan untuk menggunakan kontainer tertutup agar apabila ada kerusakan pada kontainer tersebut tidak berefek pada server.
Namun karena saya tidak memiliki keahlian yang mendalam dalam dunia perkontainer-an dan per-devOps-an ini, saya pun memutuskan mencari beberapa admin tool untuk membantu mengelola kontainer-kontainer pada server saya. Setelah beberapa kali mencoba tools-tools seperti mesos, portainer, swarm. Akhirnya pilihan jatuh pada rancher (untuk pengetahuan tentang rancher bisa dilihat di sini dan di sini).
Langsung masuk ke menu utama dari artikel ini. Kita akan melakukan instalasi wordpress menggunakan rancher. Sebelum dimulai, hal pertama yang wajib dimiliki adalah vps dan rancher itu sendiri. Untuk requirement server, instalasi, dan konfigurasi rancher bisa dicek di sini.
Setelah melakukan konfigurasi, kita bisa mulai menambahkan container yang diperlukan untuk instalasi wordpress. Beruntung sekali pada rancher ini sudah ada fitur catalog wordpress untuk instalasi. Pada halaman dashboard klik tombol Add from Catalog.
Pada halaman catalog, ketik “wordpress” pada form pencarian, kemudian klik tombol View Details kotak wordpress.
Selanjutnya isikan konfigutasi instalasi wordpress, seperti database, username, password dll. Klik tombol Launch ketika setting sudah dirasa cukup sesuai.
Rancher akan memulai proses instalasi, semua proses dari pull images sampai konfigurasi secara otomatis akan dikerjakan olehnya. Kita akan diarahkan ke halaman service dari catalog wordpress yang kita install, progress instalasi dan status service bisa kita pantau melalui halaman ini
Klik tombol panah keatas pada service wordpress-lb (yang dilingkari merah :red), untuk masuk ke halaman setting load balancer. Pengetahuan tentang load balancer bisa dilihat di sini.
Masukkan alamat url wordpress yang akan kita pakai pada form request host. Pastikan target container berada pada service wordpress. Untuk handle request https, kita dapat menambahkan protocol https dan port 443 pada halaman ini.
Tunggu beberapa menit agar dns propagation terarah ke wordpress yang kita install. Lalu voila, wordpress sudah terinstall dan sudah dapat digunakan.
Memang tidak dipungkiri, blog ini sudah lama sekali tidak update. Salah satu nya adalah pencarian tools untuk memanajemen server blog ini. Memang hal paling mudah dibanding sewa vps dan memanage sendiri adalah dengan sewa shared hosting. dan menggunakan scriptacoulus untuk instalasi nya.
Tapi bukankah itu hal yang membosankan? 🙂
If you’re too afraid of making mistakes, you won’t be able to do anything
– Vinsmoke. S